Pengantar
Kita dapat melihat keindahan warna alam semesta ini, semua itu karena ada cahaya, akan tetapi hanya sebagian kecil cahaya matahari (Spektrum Warna) dapat diterima oleh mata.
Dalam pembuata foto berwarna melalui beberapa proses mulai dari pemilihan film, pemotretan, hingga cuci cetak merupakan aplikasi dari berbagai temuan dari para ilmuwan di bidang fisika yang langsung maupun tidak langsung banyak menyumbangkan temuannya di bidang fotografi.
Para ilmuwan itu antara lain :
- Sir Isaac Newton (pakar ilmu fisika)
- Thomas Young (ilmuwan Inggris tahun 1801)
- Clark Maxwell (1855)
Spektrum Warna
Sir Isaac Newton (pakar ilmu fisika) yang terkenal dengan teori spektrum warna yang digunakan dalam cabang ilmu fotografi mengemukakan bahwa cahaya yang ada di alam semesta ini terdiri dari berbagai gelombang. Setiap gelombang memancarkan warna cahayanya sendiri. Perpaduan antara warna-warna dari berbagai gelombang tersebut menghasilkan warna putih.
Untuk membuktikan teori tersebut Newton mempergunakan prisma.
Teori lain dikemukakan oleh Thomas Young (ilmuwan Inggris tahun 1801), menyatakan manusia dapat melihat warna karena di dalam retina mata manusia terdapat tiga reseptor warna yang masing-masing peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Ia mengatakan bahwa warna-warna merah dan biru adalah warna primer cahaya. Ketika mata menangkap warna, maka informasi yang ditangkap mata tersebut dikirimkan ke otak, otak kemudian mengolahnya, sehingga manusia dapat menerima informasi tersebut sebagai sensasi warna.
Teori tersebut kemudian diolah lagi oleh Hemholtz, yang kemudian dipadukan dengan teori Young dan teori YOUNG-HEMOLTZ, yakni perpaduan antara teori Young dengan teori Hemoltz. Dalam teori ini ia menambahkan bahwa dari perpaduan warna-warna primer tersebutmuncul warn-warna komplementer sebagaimana yang pernah dibuktikan oleh Sir Isaac Newton.
Warna Primer (RGB)
CLARK MAXWELL (1855)
Clark Maxwell yang di jamannya banyak bergulat dengan fotografi ingin membuktikan, bahwa dengan prinsip yang dikemukakan oleh Newton, Young dan Hemholtz, bisa dibuat foto yang berwarna. Untuk itu ia membuat eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori-teori yang dikemukakan sebelumnya, yakni dengan menggunakan proyektor warna-warna primer cahaya Red, Green dan Blue (RGB).
Pada layar proyektor pancaran sinar yang berlainan warna tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga sebagian bertumpang tindih, dan sebagian lagi memancarkan cahaya dari filter yang digunakan. Dengan cara demikian ia dapat membuktikan bahwa teori Isaac Newton yang mengemukakan bahwa cahaya putih adalah gabungan dari berbagai warna, serta warna primer cahaya adalah RGB adalah benar. Dengan kesimpulan tersebut ia berkeyakinan apabila gambar hitam putih pada produk collodion (bahan foto masa itu) masing-masing digunakan untuk memotret dengan menggunakan filter RGB yang berlainan, kemudian diproyeksikan secara bertumpang tindih dengan sempurna akan menghasilkan foto warna.
Hal tersebut memang dipraktekan oleh Maxwell, namun karena kurang praktis baik dalam pembuatan penyajiannya, maka produknya hanya dimanfaatkan sebatas eksperimen saja.
Diagram percobaan Maxwell
Warna Campuran (MCY)
Untuk jelasnya diagram warna-warna additive (secara penambahan), tersebut bisa digambarkan bisa digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
Pencampuran antara warna primer cahaya RGB menghasilkan warna WHITE, disamping itu muncul warna-warna baru dari percampuran dua warna primer cahaya, yakni :
Magenta : Percampuran warna Biru (B) dan Merah ®
Cyan : Percampuran warna Biru (B) dan Hijau (G)
Yellow : Percampuran warna Merah ® dan Hijau (G)
Warna-warna Additive dan Subtraktif
Dari apa yang diuraikan diatas, terdapat pengertian bahwa percampuran antara dua atau lebih dari warna-warna primer cahaya, menghasilkan warna baru yang lebih terang dari warna aslinya. Dengan demikian percampuran antara dua atau lebih warna primer cahaya akan menghasilkan warna baru yang lebih terang atau dengan kata lain bersifat additive. Dengan demikian warna primer cahaya (RGB) dinamakan juga warna-warna additive (secara penambahan).
Hal ini berbeda dengan warna primer cat (pigment) yang bersifat kebalikan dari warna primer cahaya.
Sebagai diketahui warna primer cat terdiri dari warna-warna RYB (Red Yellow Blue). Percampuran antara ketiganya menghasilkan warna Abu-abu gelap.
Warna primer cat dinamakan warna-warna subtraktif (secara pengurangan).
Warna-warna Subtraktif
Warna primer cat dinamakan warna-warna subtraktif (secara pengurangan). Perhatikan ilustrasi percampuran warna primer cat.
Percampuran warna antara kedua cat:
M (Merah) + K (Kuning) ---> J (Jingga)
K (Kuning) + B (Biru) H --->(Hijau)
B (Biru) + M (Merah) ---> U (Ungu)
M + K + B ---> Abu-abu Gelap
Struktur Fisik Film Warna
Dalam mempelajari fotografi berwarna kita berpegang pada pengertian:
- Cahaya putih baik yang datang dari matahari yang akan merangsang perakhalida film berwarna, maupun dari lampu alat pembesar yang akan merangsang perakhalida kertas foto berwarna, terdiri dari kombinasi tiga cahaya berwarna yaitu: biru, hijau, dan merah.
- Emulsi yang terdapat pada film berwarna maupun pada kertas foto berwarna terdiri dari tiga lapis yang masing-masingnya mengandung perakhalida yang dapat merekam cahaya biru, hijau, dan merah.
Keterangan :
perakhalida : film berwarna mempunyai tiga lapis emulsi yang mengandung bahan peka (cahaya biru, hijau, dan merah)
Konstruksi Film Berwarna Negatif
1. Lapisan Pelindung
2. Lapisan emulsi pertama, peka cahaya biru
3. Gelatin kuning sebagai penyaring
4. Lapisan emulsi kedua, peka cahaya biru
5. Gelatin jernih sebagai pemisah
6. Lapisan emulsi ketiga, peka cahaya merah
7. Plastik jernih sebagai alas
8. Lapisan anti-halo.
Pemrosesan Film Warna
Di bawah ini merupakan diagram tentang proses terjadinya warna mulai dari pemotretan, pencucian, dan hasil cetaknya.
0 komentar:
Posting Komentar